Habibie belajar di Jerman dengan biaya sendiri, bahkan ia harus memutar otak sembari menunggu kiriman dari Indonesia.
Saat-saat seperti itulah, Lim datang menjadi penyelamat dengan mengajak kawannya itu makan berdua dan ia traktir.
Lim sebenarnya juga bukan anak orang kaya, namun ia mendapatkan beasiswa dari pemerintah kala itu hingga dapat meneruskan pendidikan di Jerman.
Dari uang beasiswa untuk hidup yang tak banyak itulah terkadang Habibie diajaknya untuk makan bersama sembari bercengkrama.
Kim Leheru lulus lebih dulu dari RWTH-Aachen dan kelak menjadi pendiri Fakultas Teknik Penerbangan di ITB Bandung.
Sayang seribu sayang, kecintaannya pada Indonesia harus terganjal akibat suasana politik Indonesia kala itu.
Ia diharuskan keluar dari Indonesia lantaran sesaat setelah peristiwa G30S/PKI ia menjadi staf pengajar di Universitas Trisakti.
Kampus tersebut saat itu didanai Badan Permusyawaratan Kewarganegaraan Indonesia (Baperki).
Baperki ini dituduh Orde Baru sebagai sayap organisasi yang berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia.
Saat itu Habibie tak bisa berbuat banyak untuk sahabatnya itu, sebab Habibie tengah bekerja di Jerman sembari melanjutkan studi S-2 nya di sana.
Namun Habibie sempat mencari cara agar sahabatnya tersebut selamat dari situasi politik yang sedang genting di Indonesia kala tahun 1965-an.
Salah satu kolega Lim di ITB, Mas Kamaludin telah ditangkap pemerintah dan diasingkan ke Pulau Buru.
Habibie menawarkan Lim kepada dua perusahaan di Jerman, salah satunya tempat dimana Habibie bekerja.
Tapi surat persetujuan untuk Lim Keng Kie dicoret pihak ITB dan itulah masa yang paling gelap dan menyedihkan.
Lim Keng Kie untuk menyelamatkan dirinya dan keluarga akhirnya memilih berimigrasi ke Amerika Serikat.
Singkat cerita, persahabatan mereka tetap terjalin walaupun berada di benua yang berbeda.
Dan saat Soeharto lengser dari jabatan presiden serta digantikan oleh Habibie kala menjabat menjadi Wakil Presiden, Rudy sempat menghubungi Lim Keng Kie.
Lim Keng Kie diundang secara resmi ke Istana Kepresidenan bersama sang istri, Hilda oleh Habibie.
Ia membujuk sahabat sekaligus pelindungnya saat bersekolah di Jerman tersebut untuk kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.
Namun, Lim Keng Kie tak ingin mengganjal karir sahabatnya tersebut.
Tawaran kembali ke tanah yang ia cintai tersebut ditolaknya sebab khawatir akan menodai catatan bersih sang sahabat Baharuddin Jusuf Habibie. (Andreas Chris)
Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul Bersahabat dengan Habibie dari SMA Hingga Jadi Pelindung Saat di Jerman, Sayang Terpisah Gegara Isu G30S/PKI
Penulis | : | Nieko Octavi Septiana |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR