Nasib baik, Agus sempat bergabung dengan Resimen Tjakrabirawa, Pasukan Pengawal Presiden RI Soekarno (Paspampres), dan Benny ke Komando Cadangan Strategis Angkatan darat (Kostrad) di bawah Mayjen TNI Soeharto.
Di kemudian hari keduanya bergabung dengan tim Operasi Khusus pimpinan Ali Moertopo.
Setiap kali ada operasi intelijen, dipastikan Agus terlibat dan berperan aktif di dalamnya.
Misalnya pernah terlibat dalam operasi Komodo yang merupakan persiapan menuju serangan Seroja di Timor-Timur.
Agus ditunjuk langsung oleh Kepala BAKIN kala itu Letnan Jenderal TNI Yoga Soegama untuk mencari informasi mengenai keberadaan pos-pos musuh dan menentukan "dropping zone" yang aman.
Salah satu informasi menarik yang terungkap dalam buku Legenda Pasukan Komando adalah medali "Bintang Sakti" yang kemudian diterima Agus pada 1987.
Penghargaan itu terkait dengan keberaniannya menanggung derita saat dipaksa membocorkan informasi di Papua pada 1962.
Saat itu yang menerima medali paling bergengsi dari Presiden Soekarno hanya Benny dan Untung.
Bintang Sakti diberikan kepada Agus setelah mendapat kesaksian akan keberanian Agus dari perwira Belanda yang pernah menawannya.
Kesaksian disampaikan kepada Benny Moerdani yang saat itu menjabat Panglima ABRI dan berkunjung ke Belanda.
"Saya selalu teringat sosok Pak Agus yang pemberani itu, khususnya jika sedang tugas di hutan Timtim. Keteladanan Pak Agus selalu melekat pada saya," kata mantan Wakil KSAD Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri yang memberikan testimoni dalam buku tersebut. (Fadhila Rahma)
Artikel ini telah tayang di sripoku.com dengan judul Pilu Agus, Prajurit Kopassus Ikhlas Kaki Membusuk di Hutan Demi Misi Tapi Akhirnya Dipecat
Baca Juga: Kisah Kopassus Buat Ribuan Pemberontak Kongo Gemetar Ketakutan dengan Modal Kain dan Semerbak Bawang
Penulis | : | Nieko Octavi Septiana |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR