Dalam pidatonya sebelum membuka pameran "Air Mata Air Bengawan", dia mengatakan, Bengawan Solo kini seperti sudah menjadi tempat pembuangan sampah yang sempurna dan toilet terpanjang di dunia.
"Kita akan berusaha melakukan upaya untuk menyelamatkan Bengawan Solo dan upaya itu sudah dilakukan," katanya.
Bahkan, Ganjar Pranowo sudah menjalin kerja sama dengan Gubernur Jawa Timur, Kofifah Indar Parawangsa.
Khofifah memandang, kualitas baku mutu air Sungai Bengawan Solo penting untuk ditingkatkan, karena menjadi sumber air baku untuk masyarakat yang tinggal di sekitar sungai yang memanjang melintasi Jawa Timur dan Jawa Tangah.
Konsep kerja sama yang diusung dalam pengelolaan Sungai Bengawan Solo, kata Khofifah, yakni one river, one management and one plan, atau satu sungai, satu pengelolaan dan satu perencanaan.
"Menjaga daya dukung alam harus dilakukan secara holistik? Jangan sampai air sungai yang menjadi sumber daya alam menjadi korban akibat perkembangan industrialisasi," ujar Khofifah seperti dikutip Kompas.com.
Bahkan, Provinsi Jawa Tengah akan segera mengadakan kongres Sungai.
"Ini akan menjadi momentum kami agar bertemu dan mengkoordinasi DAS Bengawan Solo. Sehingga, Bengawan Solo bisa kita tangani bersama-sama," terang Ganjar.
Bengawan Solo memang bukan sekadar saluran air.
Ia adalah sungai yang menghidupkan peradaban dan kebudayaan.
Ia juga jantung ekosistem, keseimbangan alam, pun salah satu sumber masa depan kehidupan.
Namun, ia sedang terluka, making menganga dan menganga hingga lengkingannya harus segera direspons.
"Bengawan Solo, riwayatmu kini..." (Hery Gaos)
Source | : | Intisari.grid.id |
Penulis | : | Hery Prasetyo |
Editor | : | Hery Prasetyo |
KOMENTAR