Dikutip dari Wired, kedua ilmuwan ini setuju bahwa cinta sejati tidak bisa dikontrol.
Istilahnya, tak ada tombol on atau off untuk 'menyalakan' rasa cinta.
“Benak kita menyimpan informasi 10 kali lebih banyak dibanding otak secara rasional.
Jadi ketika kita jatuh cinta kepada seseorang, kita merasakan itu adalah suatu hal yang luar biasa.
Padahal di saat bersamaan, otak kita bekerja sangat kuat untuk menghasilkan perasaan tersebut,” tutur Gabija.
Gabija mendeskripsikan hal ini sebagai cinta romantis, sebagai sebuah kebutuhan dasar yang muncul jutaan tahun lalu agar manusia fokus kepada satu orang pasangan dan bereproduksi.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR