Namun, tiba-tiba industri strategis tersebut dibubarkan. "Saya sampai bilang ke Ibu Ainun 'Is that the price I have to pay to get my freedom? Kita akan kembali dan bangkit melaksanakan perjuangan yang sementara terhenti'," kenangnya.
Di hadapan direksi NAM Air, direksi Sriwijaya Air, dan Kementerian Perhubungan, Habibie mengatakan memanjatkan doa, dan bersyukur karena ada yang meneruskan perjuangan membangun industri strategis.
PT Regio Aviasi Industri (RAI) akan membangun R-80 yang sudah dipesan NAM Air sebanyak 100 unit.
"Saya ini orang tua, usia saya 77 tahun tapi semangat saya sama seperti waktu saya umur 17 tahun. Dan semangat ini saya temukan kembali pada yang hadir di sini, anak-anak intelektual saya, cucu-cucu intelektual saya. Saya yang mewakili generasi yang fading out, melihat ini semua saya bersyukur," ucap Habibie.
Pada 1998, Habibie punya peran penting dalam sejarah pergolakan Indonesia. Dia mengawal Indonesia dalam transisi dari zaman Orde Baru menuju era reformasi.
Habibie menjadi presiden menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri, untuk menyiapkan proses demokrasi selanjutnya agar reformasi berjalan mulus.
(Hery Prasetyo)
Baca Juga: Ada Banyak Nyawa Terancam Jika Kebohongan Besar ‘The Next Habibie’ Ini Tak Dibongkar
KOMENTAR