Sebuah data menunjukkan bahwa dari 84.000 perokok diketahui 57 persen perokok berusia 12-17 tahun memilih rokok mentol.
Sementara perokok berusia 18-25 tahun sekitar 45 persennya merokok mentol.
Meski secara global jumlah perokok mengalami penurunan, ternyata jumlah penggemar rokok mentol tetap sama, bahkan mengalami peningkatan.
"Hasil penelitian ini menunjukkan, kehadiran rokok mentol di pasaran memperlambat penurunan jumlah orang yang merokok di AS," kata salah satu peneliti Andrea Villanti, dari Schroeder Institute for Tobacco Research and Policy Studies, seperti dilansir INTISARI dari kompas.com.
Lebih berbahaya dan lebih menimbulkan kecanduan
Dalam studi tahun 2004, para peneliti mengungkapkan bahwa merokok rokok mentol sebenarnya menghalangi kemampuan tubuh untuk memetabolisme nikotin.
Akibatnya, perokok lebih berisiko tinggi terkena kanker karena tubuhnya harus menghadapi zat berbahaya dalam konsentrasi tinggi.
"Penambahan sedikit rasa mentol akan membuat racun terasa manis sehingga lebih mudah dihisap," kata ketua peneliti Gary Giovino, ketua departemen kesehatan komunitas dan perilaku kesehatan dari University Buffalo, seperti dilansir INTISARI dari kompas.com.
Baca Juga: Audisi Umum Bulutangkis PB Djarum Akan Dihentikan Mulai Tahun Depan, Ini Alasannya!
KOMENTAR