Entah disadari atau tidak, Soeharto kemudian 'masuk' menjadi sasaran pembunuhan G30S/PKI karena jabatan yang baru saja ia emban.
Akibatnya, istri Soeharto, Ibu Tien menjadi tak tenang hatinya mengetahui sang suami rawan dibunuh karena tugasnya sebagai pimpinan tertinggi sementara AD.
Dirinya semakin was-was saat Soeharto tak mengabarinya ketika dirinya berada di rumah sakit menunggu Tommy.
"Maka saya nekad saja untuk pulang karena saya gelisah dan tidak betah lebih lama di rumah sakit.
Baca Juga: Saling Todong Pistol, Pengawal PM Israel Jebolan Mossad Pernah Hadapi Paspampres Era Soeharto
Saya pikir, nanti kalau terjadi hal-hal yang lebih gawat anak-anak di rumah, saya di RS, nanti saya tidak bisa berbuat apa-apa." tulis Bu Tien dalam buku otobiografinya.
Karena was-was, Ibu Tien kemudian membawa Tommy pulang ke rumah diantar adik Soeharto, Probosutedjo dan ajudan yang bernama Wahyudi.
Saat itu Probosutedjo mminta izin kepada ibu Tien untuk membawa senjata api.
"Saya minta permisi pada ibu apakah boleh senjata-senjata yang ada di rumah, kita bagi pada Ibnu Hardjanto dan Ibnu Hardjojo. Ibu setuju. Saya sendiri pegang dua jenis senjata," kenang Probosutedjo.
Baca Juga: Reformasi 21 Mei 1998: Saat 14 Menteri Menolak ' Trik Menyelamatkan' Soeharto
Tiba di rumah, ibu Tien tak mendapati suaminya yang ternyata masih berada di markas Kostrad.
Soeharto juga diketahui memberikan amanat kepada pengawalnya agar mengungsikan istri beserta anak-anaknya ke rumah si ajudan di Kebayoran Baru.
Ibu Tien penasaran dengan amanat suaminya ini.
Ia kemudian bertanya kepada ajudan senior Bob Sudijo yang ikut mengamankan pengungsian ibu Tien.
"Ini rahasia Bu," timpal Bob.
Baca Juga: Kisah Dibalik Foto Menyayat Hati yang Diambil oleh Seorang Ibu Tentang Anak-anaknya
Penulis | : | Nieko Octavi Septiana |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR