Dari situlah awal mula perjalanan karir Bagus. Terlebih universitas ini masuk dalam salah satu kampus top di dunia.
Usai menjalani post-doctoral di Imperial College London pada tahun 2017, tidak lama dari situ Bagus kembali diterima sebagai faculty member, asisten profesor termuda di Departemen Teknik Lingkungan dan Kimia di Universitas Nottingham, Inggris.
Investasi masa depan: pengalaman interdisipliner
Usai post-doctoral di tahun 2014, karir akademik Bagus mulai naik. Di tahun sama dirinya diterima sebagai post-doctoral dengan disiplin berbeda yaitu Departemen Ilmu Bumi dan Teknik Petroleum di Imperial College London.
Latar belakang lintas disiplin yang unik justru membuat dirinya terpilih sebagai peneliti yang memiliki sudut pandang keilmuan beragam. Pihak kampus menghargai Bagus yang memiliki independensi dalam melakukan penelitian.
Memiliki gelar keilmuan beragam tidak semata-mata mudah didapatkan. Awalnya Bagus menilainya sebagai bentuk awal ‘keras’nya hidup sekaligus pembelajaran atas ketidakdewasaan dirinya saat berkuliah di S1.
Baca Juga: Aman atau Tidak Minum Soda Saat Kehamilan? Ini Jawaban para Ahli
Dalam perjalanan akademisnya, Bagus mengalami beragam beban; negara baru, lingkungan baru, bahasa baru, dan studi tanpa beasiswa.
Memulai track record akademik kurang memuaskan juga membentuk Bagus menjadi sosok adaptif. Ke”pasrah”annya justru membuat dirinya menekuni ragam lintas disiplin, dan menjadi berkat bagi dirinya.
Pekerjaannya saat ini sebagai anggota permanen di University of Nottingham tentu buah dari perjuangannya yang berbentuk dari portofolio riset interdisipliner.
"Pendidikan di luar negeri sangat menghargai peneliti atau ilmuwan yang memiliki pengalaman lintas keilmuan atau interdisipliner. Mereka biasanya memiliki pandangan yang lebih lengkap ketika dihadapkan dalam satu pemecahan masalah," ujar Bagus.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR