Walau demikian, kondisi itu bukannya mustahil untuk diubah. Dari pengalaman McCoy, ia memberikan beberapa saran:
Jangan menyalahkan, tapi lihat ke dalam
Evaluasi lagi harapan kita dan tindakan yang sudah dilakukan. Kita bertanggung jawab pada emosi yang kita rasakan dan bukan selalu menyalahkan pasangan untuk setiap hal yang terasa tidak benar di dunia ini.
“Perasaan cinta yang menggebu dan kebahagiaan tidak akan selalu ada setiap hari. Bahkan pada pasangan yang penuh cinta pun akan muncul ketidaksepahaman. Akan ada waktu untuk berjarak dan kembali lagi bersama dengan lebih bahagia,” katanya.
Baca Juga: Dunia Menghadapi Epidemi Kesepian, Awas, Menjomblo Bisa Cepat Mati!
Pahami pula bahwa kesepian yang dirasakan bisa juga merupakan gejala depresi atau kita memang punya faktor genetik.
Ketahui dengan cara melihat polanya dari hubungan-hubungan kita terdahulu. Apakah tetap merasa kesepian meski pasangan selalu menunjukkan cintanya? Jika iya, mungkin rasa kesepian itu terkait genetic atau ada depresi yang tidak disadari.
Ungkapkan pada pasangan
Bersikaplah terbuka dan biarkan ia mengetahui apa yang kita rasakan dan butuhkan, tanpa menyalahkan.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Nieko Octavi Septiana |
KOMENTAR