Genjatan senjata Natal 1914 ini terjadi setelah 5 bulan pecahnya perang di Eropa dan merupakan salah satu contoh gagasan seorang kastria yang dipandang usang.
Namun, itu tak pernah terulang kembali, upaya genjatan senjata, liburan, semua dihancurkan oleh ancaman tindakan disipliner oleh perwira.
Itu dipandang sebagai bukti betapa pun singkatnya, bentrokan senjata yang brutal, kemanusiaan esensial prajurit tetap ada.
Selama Perang Dunia I, para prajurit di Front Barat tidak pernah berharap untuk merayakan natal di medan perang, meskipun demikian itu tidak pernah menghancurkan semangat natal mereka.
Baca Juga: Jangan Dibiarkan, Freezer Lemari Pendingin pun Perlu Dibersihkan, Ini Langkah yang Bisa Dilakukan
Sebelum itu, pada 7 Desember 1914 sebenarnya Paus Benediktus XV menyarankan jeda perang untuk perayaan Natal di negara-negara bertikai.
Namun, mereka menolak namun, mereka para prajurit tetap menyatakan genjatan senjata secara tidak resmi mereka sendiri.
Source | : | history.com |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR