Mereka bukan untuk menyergap dengan senapan, melainkan untuk berseru dan mengatakan "Selamat Natal" dalam bahasa mereka.
Awalnya para sekutu khawatir, itu adalah tipuan, tetapi melihat pasukan Jerman tidak bersenjata ketika turun dari parit mereka berjabat tangan dengan musuh.
Mereka para tentara pria juga bertukar rokok, hadiah, dan puding prem lalu menyanyikan lagu Natal bersama.
Bahkan, ada momen terbaik ketika keduanya saling memainkan sepak bola bersama.
Beberapa tentara menggunakan genjatan senjatan yang berumur satu hari ini ternyata menyimpan tugas suram.
Mereka mengambil mayat-mayat rekan-rekan mereka yang mati berjuang di tanah tak bertuan di antara garis batas.
Source | : | history.com |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR