Kaum terpelajar
Pendudukan bala tentara Jepang di sebagian besar kepulauan Indonesia menyebabkan pemerintahan Belanda di New Guinea kekurangan personel yang terlatih dalam bidang pemerintahan.
Untuk memenuhi kekurangan itu, pada 1944, Residen J P van Eechoud mendirikan sebuah sekolah polisi dan sekolah pamong praja (bestuurschool) di Hollandia (Jayapura).
Bestuurschool telah mendidik 400 orang pada periode 1944-1949.
Dari sekolah itu muncul kaum terpelajar Irian yang kemudian terlibat dalam perjuangan Indonesia, termasuk Frans Kaisiepo.
Kisah perjuangan Frans Kaisiepo bermula pada 1945, ketika ia berkenalan dengan Sugoro Atmoprasojo saat mengikuti kursus kilat pamong praja di Kota Nica Holandia (Kampung Harapan Jayapura).
“Sugoro Atmoprasojo merupakan mantan guru Taman Siswa dan pejuang Indonesia yang diasingkan ke Boven Digul,” terang Guru Besar Sejarah FIB UI Prof Dr Susanto Zuhdi MHum.
"Dari perkenalan itu, mulai tumbuh rasa kebangsaan Indonesia pada diri Frans Kaisiepo."
KOMENTAR