"Aku melamarnya. Aku berbisik di telinganya, 'Maukah kamu menikah denganku?', dan dia menatapku dengan senyum indah yang besar dan dia menganggukkan kepalanya, "Ya!," dan saat itulah aku tahu Paul membuatku tertawa, dia yang cocok untukku."
Kerabat percaya pernikahan mereka adalah yang terpanjang antara dua orang dengan kondisi tersebut.
Pasangan dari kota Liverpool di negara bagian New York itu, keduanya dilahirkan dengan sindrom Down, tetapi keluarga mereka mengabaikan saran dokter untuk menempatkan mereka di institusi.
Itu adalah cinta pada pandangan pertama bertemu di sebuah acara untuk orang-orang berkebutuhan khusus pada 1980-an.
Kakak perempuan Kris, Susan Scharoun mengatakan bahwa pasangan itu menemui banyak perlawanan selama masa pacaran awal mereka.
Sebab banyak orang beranggapan dengan kondisi sindrom Down, Kris dan Paul tak seperti pasangan dewasa yang menikah.
Susan sekarang berharap akan lebih mudah bagi para penyandang cacat untuk melakukan hal-hal yang dapat dilakukan oleh orang-orang lainnya.
'Ya, memang ada sedikit perlawanan. Ada perasaan bahwa itu seperti anak-anak menikah versus dua orang dewasa," kata Susan.
Tapi bagaimana pun cinta adalah bagian dari manusia, termasuk orang dengan sindrom Down.
Baca Juga: Anak Ini Lahir dengan Mata Menonjol dan Jari Berselaput Karena Sindrom yang Sangat Langka
"Apa yang kuharap adalah keluarga lain akan menghibur ini, Anda tahu, orang lain akan menyadari pentingnya cinta intim semacam ini."
Kris menyebarkan sebagian abu suaminya di dekat danau di mana dia suka memancing.
Sedangkan Kris berharap, abunya nanti akan dimakamkan di sisi milik Paul ketika saatnya tiba.
Kris menambahkan, "Orang-orang seperti kita perlu memiliki kesempatan. Kesempatan untuk menemukan lelaki impianmu, seperti yang kulakukan.
Source | : | Daily Mail |
Penulis | : | Nieko Octavi Septiana |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR