Dokter penggemar aeromodelling dan pesawat swayasa ini memberi contoh penderita kanker dubur yang berhasil sembuh total berkat daun ini.
Sebelum akhirnya mencoba ekstrak daun tangguh, pasien ini oleh dokter disarankan untuk menjalani salah satu di antara operasi, kemoterapi, atau radioterapi. Tapi, dia menolak semuanya.
Sang dokter pun angkat tangan.
Karena cara-cara medis sudah tak diterimanya, dr. Sukarto menyarankan untuk mencoba ekstrak daun tangguh. Setelah beberapa lama, secara medis kondisi pasien ini mengalami perbaikan berarti.
Sayangnya, sampai sekarang mekanisme penyembuhannya belum diketahui secara pasti. Bahan aktifnya pun, yang mampu melawan sel kanker, belum diketahui dengan pasti.
Diperkirakan, di dalam daun tangguh terdapat susunan interferon. Substansi ini mampu menyerang semua virus dan mengalangi pembiakannya.
Dengan adanya interferon, sel-sel lain juga terlindungi dari infeksi virus. Atas dasar inilah dr. Sukarto berkeyakinan, kanker tertentu bisa dibasmi dari tubuh penderitanya.
Sebab, menurut dokter spesialis kedokteran penerbangan ini, ada teori yang menyatakan kanker bisa juga disebabkan oleh virus.
Meskipun penggunaannya sudah berlangsung, penelitian mendalam terhadap daun tangguh memang belum dilakukan di Indonesia.
"Untuk meneliti zat aktifnya diperlukan waktu sekitar 10 tahun dengan biaya tak kurang dari Rp 2 miliar. Dari mana uang sebanyak itu?" tutur dr. Sukarto.
Namun, di negeri asalnya, Venezuela, penggunaan daun tangguh untuk tujuan pengobatan kanker sudah lama dilakukan, dan secara empiris menunjukkan hasil yang baik.
"Di sini saya tinggal memanfaatkannya saja dengan sedikit modifikasi," tambah pumawirawan TNI AU ini. Tentu saja setelah daun tersebut menjalani uji toksisitas untuk mengetahui beracun tidaknya.
Menurutnya, cara memanfaatkan daun tangguh bisa dengan berbagai jalan. Misalnya dengan meminum air rebusan atau seduhannya. Atau, dikeringkan, ditumbuk, lalu diseduh seperti jamu.
Namun, kalau mau praktis, kini sudah dijual hasil ekstraknya di berbagai toko obat, apotek, atau pasar swalayan. Ekstrak daun tangguh 2,5% ini dikemas dalam botol dengan isi 30 ml.
Dosisnya disesuaikan dengan kebutuhan.
"Dosis ini didapatkan secara empiris, dicoba," tambah Soekarto.
Namun, untuk keperluan pemeliharaan kesehatan atau pencegahan penyakit, pemakaiannya 1 sendok makan dalam segelas air, sirup, atau jus. Sehari cukup sekali.
Source | : | Majalah Intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR