Sementara itu, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT Marius Ardu Jelamu mengatakan konservasi yang menyasar Pulau Komodo akan dilakukan secara bertahap.
Salah satu yang akan dilakukan adalah memindahkan warga lokal ke pulau lain di dekat Pulau Komodo.
Menurut Marius, saat ini pemerintah provinsi sedang intensif menggelar rapat dengan sejumlah pihak terkait rencana konservasi di Pulau Komodo.
Rapat ini membahas persiapan rencana jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang terkait pulau yang menjadi habitat komodo itu.
Tahapan tersebut, akan dijalankan selama setahun.
Penerapan rencana itu, nantinya bisa menyasar infrastruktur ke Pulau Komodo, menumbuhkan pohon endemik setempat, memindahkan warga lokal dan pedagang kaki lima (PKL) ke pulau di sekitar Pulau Komodo.
Setelah konservasi dilakukan dan pulau tersebut kembali tertata dengan baik, pulau tersebut akan kembali dibuka untuk tujuan wisata.
Namun, dia menggarisbawahi bahwa sistem wisata dan manajemen tata kelola di Pulau Komodo ke depannya akan berubah.
Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Labuan Bajo mengatakan, jika ingin melihat komodo, wisatawan bisa berwisata ke Pulau Rinca yang banyak komodonya.
Presiden juga mengisyaratkan Pulau Komodo akan dibuat lebih eksklusif, namun Pulau Rinca tidak.
Rancangan besar
"Rinca tetap punya hitungan daya dukung, berapa turis yang datang. Enggak mungkin kita buka silakan, silakan, enggak ada seperti itu," ujar Presiden Jokowi.
Kepala Negara menargetkan semua pembenahan di Pulau Komodo akan selesai maksimal dua-tiga tahun.
"Jadi saat bandaranya jadi, runway-nya jadi, hotel-hotel mulai jadi, di sini juga siap," ungkapnya.
Baca Juga: (Foto) Momen Langka Saat Hujan Deras Guyur Arafah Saat Wukuf pada Puncak Ibadah Haji
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR