Wazir Agung, Sokollu Mehmed Pasha, memerintahkan mereka yang tahu kematian untuk merahasiakannya.
Dia juga mengatakan sultan akan dimakamkan di bawah tempat tinggalnya, setelah semua prosedur yang diperlukan dilakukan.
Tubuh sultan diletakkan di bawah takhta sementara waktu setelah organ-organ dalamnya dikeluarkan, bau kesturi dan amber diaplikasikan dan doa pemakaman dilakukan secara diam-diam.
Ketika mereka semakin dekat ke kastil, orang-orang hafiz mulai membaca Al-Quran.
Para pejabat di sekitar sultan yang tahu pun mengenakan sorban hitam.
Baca Juga: Keceplosan, Maskapai Penerbangan Ini Ungkap Tempat Duduk Paling Mematikan Jika Kecelakaan Pesawat
Lonceng kematian itu berbunyi, seluruh pasukan mulai meratap dan menangis.
Ada saat ketika tentara berhenti berjalan. Mereka menangis dan berkata "Hay Sultan Suleiman."
Doa pemakaman
Selim II bertemu dengan pemakaman ayahnya, yang kematiannya dirahasiakan selama 42 hari, dengan mengenakan kaftan hitam.
Orang-orang berdoa di depan tandu yang membawa tubuh sultan.
Baca Juga: Buah Parijoto, 'Warisan' Sunan Muria yang Dianggap Bisa Atasi Masalah Sulit Hamil
Kemudian, pemakaman sultan berangkat ke Istanbul dengan kelompok lain, terpisah dari tentara, dan disambut oleh tangisan dan doa orang-orang di sepanjang jalan.
Pemakaman Suleiman yang Agung dibawa ke tempat di mana makamnya direncanakan akan dibangun di Masjid Süleymaniye setelah doa pemakaman ketiga dilakukan oleh Syaikh al-Islam Ebussuud Efendi.
Sebuah tenda didirikan di atas kuburan karena makam itu belum dibangun.
Sultan dimakamkan di kuburan yang disiapkan di bawah pengawasan Mimar Sinan.
Baca Juga: Hurrem Sultan, Budak yang Jadi 'Mawar Kebahagiaan' Suleiman I Sekaligus Wanita Berbahaya Ottoman
Source | : | Daily Sabah |
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR