Dalam wawancara dengan media setempat, Santiz menjelaskan bahwa sebenarnya hendak menyelesaikan proyek yang dia janjikan. Namun dananya tidak cukup.
Dana sebesar 3 juta peso, sekitar Rp 2,1 miliar, yang dibutuhkan untuk membangun jaringan air bagi kota Huixtan ternyata diberikan pemerintah provinsi ke daerah lain.
Namun, warga yang berada di sekelilingnya marah dan menuduhnya pembohong. Mereka menyerukan adanya investigasi untuk membuktikan Santiz tidak mencuri dana itu.
Santiz bersikukuh dia tidak bersalah. Namun dia juga tidak keberatan diselidiki. Foto-foto dia dan Ton yang diarak sambil memakai baju perempuan pun marak di media sosial.
Para warganet memuji inisiatif warga Huixtan dan menyatakan mereka hendak melakukan hal yang sama terhadap pemerintahan di wilayah mereka karena dianggap melanggar kampanye.
Aksi mempermalukan wali kota karena tidak melaksanakan tugas mereka bukanlah hal baru di kawasan Amerika Latin. Seperti contoh di kota Meksiko lainnya, Chichiquila.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR