2. Keturunan dari perkawinan sedarah akan mewariskan penyakit yang sama
Setiap orang memiliki dua set 23 kromosom, satu set dari ayah dan yang lainnya diwariskan dari ibu (total 46 kromosom).
Akan tetapi, orang-orang yang memiliki satu gen rusak masih dapat mewarisi gen tersebut pada keturunannya nanti yang disebut ‘carrier’, karena mereka membawa salinan tunggal namun tidak memiliki penyakit tersebut.
Disinilah masalah akan mulai timbul bagi keturunan inses.
Bila seorang wanita adalah carrier gen rusak, maka ia memiliki 50 persen pulang untuk menurunkan gen ini ke anaknya.
Biasanya, hal ini tidak akan menjadi masalah selama ia mencari pasangan yang memiliki dua pasang gen sehat, sehingga keturunan mereka akan hampir pasti akan mendapatkan setidaknya satu salinan gen sehat.
Tetapi pada kasus incest, besar kemungkinannya pasangan (yang merupakan kakak atau adik) membawa jenis gen rusak yang sama, karena diturunkan dari orangtua yang sama.
Suatu pasangan masing-masing memiliki 50 persen peluang untuk mewariskan gen rusak pada anak, sehingga nanti keturunan memiliki 25 persen peluang memiliki albinisme.
Memang, tidak semua orang yang memiliki albinisme (atau penyakit langka lainnya) yang merupakan hasil dari perkawinan sedarah.
Setiap orang memiliki lima atau sepuluh gen rusak yang bersembunyi di DNA.
Dengan kata lain, takdir juga memainkan peran saat memilih pasangan, apakah mereka akan membawa gen yang rusak atau tidak.
Namun untuk kasus incest, risiko berdua membawa gen rusak menjadi sangat tinggi.
Setiap keluarga kemungkinan besar memiliki gen penyakit tersendiri (misalnya diabetes), dan perkawinan sedarah adalah kesempatan bagi dua orang carrier dari gen rusak untuk mewarisi dua salinan gen yang rusak kepada anak-anaknya.
Pada akhirnya, keturunan mereka dapat memiliki penyakit tersebut.
Source | : | tribunnews |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR