Dari pameran di Paris World’s Fair, lukisan itu berkeliling dunia, hingga akhirnya menetap di Amerika Serikat, 42 tahun kemudian (1979).
Ditempatkan di Museum of Modern Art di New York, lukisan itu memengaruhi generasi seniman Amerika pascaperang.
Jackson Pollock, seniman abstrak yang hebat, pergi ke museum setiap hari hanya untuk menatap karya Picasso tersebut.
Picasso selalu mengatakan, ia tidak ingin lukisannya sampai di Spanyol, sampai tanah airnya itu menjadi republik.
Jenderal Franco meninggal pada 1975 – dua tahun setelah Picasso. Tak lama, Spanyol melakukan transisi dari negara demokrasi menjadi monarki konstitusional.
Meskipun ini artinya Spanyol bukan negara republik seperti harapan Picasso, namun lukisannya kembali ke sana pada 1981 untuk dipamerkan di Museum Prado, Madrid.
Kekuatan lukisan “Guernica” untuk menentang perang, tidak berkurang meskipun sudah berusia puluhan tahun.
Karena gairah perang saudara Spanyol belum memudar, karya terbaik Picasso itu ditempatkan di balik kaca anti peluru.
Pada 1992, “Guernica” mengakhiri perjalanannya. Ia berlabuh di Museum Reina Sofia hingga saat ini. Museum di Madrid tersebut dikunjungi lebih dari 11 ribu orang setiap harinya.
Penulis | : | Nieko Octavi Septiana |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR