Saat ketegangan global meningkat di malam Perang Dunia II, perang saudara Spanyol dengan cepat menjadi masalah internasional: republik pun menerima bantuan dari Uni Soviet, sementara Franco diperkuat oleh Jerman dan Italia.
Pada 26 April 1937, anggota kru kapal perang Inggris, H.M.S Hood, menyaksikan pesawat tempur berkumpul di pantai Spanyol Utara.
Mereka merupakan pasukan gabungan Jerman dan Italia yang memiliki misi untuk mengebom kota kecil Basque, di Guernica.
Serangan dimulai sekitar setengah lima sore dan berlangsung selama tiga jam. Ledakan besar dan pembakaran terjadi di kota yang tidak dijaga tersebut.
Tak lama kemudian, berita ledakkan menyebar. Koresponden perang, George Lowther Steer dari Times of London, bergegas ke Guernica dan menyampaikan laporan untuk memperingatkan dunia: “Pukul 2 pagi saat saya mengunjungi kota ini, pemandangannya sangat mengerikan. Api menyala dari ujung ke ujung,”.
Steer menyatakan, serangan itu tidak hanya dilakukan untuk tujuan militer, tetapi juga dimaksudkan untuk meneror warga sipil.
Serangan balik dari seni
Sehari setelah serangan, Pablo Picasso sedang duduk di Café de Flore, Paris, dan membaca berita kekejaman tersebut di koran.
Saat melihat kengerian itu, Picasso tahu dia telah menemukan ide lukisannya.
Bekerja dengan sangat cepat, Picasso mengisi sebuah kanvas besar dengan gambar yang menunjukkan kengerian perang.
Baca Juga: Anak Ini Membeli Lukisan Rp 28 Ribu, Namun Tak menyangka Harga Aslinya Bisa Mencapai Rp 21 Juta!
Penulis | : | Nieko Octavi Septiana |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR