"Aku harus tinggal hampir dua hari seperti ini, berdiri. Aku tidak tidur. Dan mereka (penjaga) tidak memperlakukanku dengan baik karena aku akan meminta setidaknya makanan atau air atau sesuatu untuk menutupi diriku dan mereka akan menolaknya," kata Abner seperti dilansir dari NBC News, Selasa (23/7/2019).
Akhirnya, ia belajar tidur di tumpukan sampah di sudut sel, kata Abner, yang tidak ingin nama lengkapnya atau wajahnya diekspos karena takut ia akan menjadi sasaran deportasi.
Awal bulan ini, NBC News melaporkan bahwa anak-anak yang ditahan di stasiun Yuma antara April dan Juni telah memberi tahu manajer kasus pemerintah tentang kepadatan dan kondisi yang buruk, termasuk pengaduan, setidaknya satu serangan seksual dan tidur di atas beton.
Secara total Abner menghabiskan 11 hari dari akhir Mei hingga awal Juni di stasiun perbatasan Yuma.
Dia menggambarkan mereka dipenuhi dengan rasa lapar dan haus, suhu ekstrem dan dibayangi rasa takut para penjaga yang menjaga fasilitas itu.
Mereka menolak memberinya makanan ketika dia meminta, mengejeknya jika dia bertanya jam berapa, dan pada satu kesempatan, meninju perut anak lelaki lain, kata Abner.
Abner mengatakan bahwa dia dan teman-teman satu selnya hanya diberi makan dua kali sehari, membuatnya menjadi sangat lapar.
"Mereka akan memberi kita (makanan) sekitar jam 10 pagi dan sekitar jam 5 sore, sekitar waktu itu," katanya.
"Setelah itu, mereka tidak akan memberi kita apa-apa. Dan aku akan lapar di malam hari dan mereka tidak akan memberi kita apa-apa. Kita akan bertanya tetapi mereka tidak akan memberi kita."
Source | : | nbc news |
Penulis | : | Nieko Octavi Septiana |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR