Dokter Adiksi dari Institute of Mental Health Addiction and Neuroscience (IMAN) Jakarta Hari Nugroho menuturkan, sabu atau metafetamin dalam bentuk kristal memiliki pengaruh terhadap kinerja otak.
"Di dalam otak zat ini akan merangsang pengeluaran dopamine sekaligus memblok transporter re-uptake antar sel saraf," kata Hari saat diwawancara Kompas.com, Sabtu (20/7/2019).
Hal ini menyebabkan dopamin yang beredar dalam tubuh bertambah hingga ribuan kali dari normal dan menyebabkan tingkat ketergantungan tinggi.
Tubuh secara normal mengeluarkan dopamin saat seseorang melakukan hobi, aktivitas seksual, makan, dan lain-lain.
Bagaimana penyalahgunaan bisa terjadi?
Jangka pendek
Hari menjelaskan, jangka pendek penggunaan metafetamin merangsang fungsi tubuh menjadi lebih segar karena sifat stimulan yang dikandungnya.
Kondisi ini membuat tubuh seseorang lebih segar, sehingga aktifitas fisik, tekanan darah, denyut jantung, suhu badan meningkat, nafas lebih cepat, dan menurunkan nafsu makan.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR