Bahkan sebelumnya getih getah itu hanya direncanakan berdiri selama 6 bulan dimulai dari 16 Agustus 2018 lalu.
Artinya pada Februari 2019 lalu instalasi bambu getih getah memang sudah direncanakan untuk dibongkar.
"Itu bukan pembongkaran sih, itu sudah direncanain sudah ada perencanaan karya itu tahan sampai 1 tahun walaupun sebenarnya perencanaan waktu itu karyanya hanya untuk 6 bulan.
Karena karya ini memang karya yang sifatnya festiv yang sifatnya buat festival," ucap Joko.
Selama berdiri, karya seni itu sudah dilakukan perawatan sebanyak tiga kali dengan menggunakan pelapis cat.
"Saya kasih apa pelapis lagi untuk menahan air dari luar ya, cat sih intinya cat kayak semacam vernis untuk kayu itu terus ada perbaikan-perbaikan lain," ujarnya.
Diketahui, instalasi bambu tersebut dibongkar pada Rabu (17/7/2019) malam.
Instalasi itu diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada 16 Agustus 2018.
Saat itu Anies menyampaikan keinginannya untuk membuat sebuah karya seni dari material khas Indonesia dalam rangka menyambut perhelatan Asian Games 2018.
Biaya pembuatan serta pemasangan instalasi seni bambu tersebut mencapai Rp550 juta.
"Biaya sekitar Rp 550-an (juta) kemudian dikonsorsium oleh 10 BUMD kalau enggak salah," ucap Anies di lokasi saat itu.
Baca Juga: Temukan Emas 7 Kg di Tempat Sampah, Tukang Sapu Tidak Mengambilnya, Justru Lakukan Hal Ini
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Seniman Getih Getah Sebut Polusi Udara Jakarta Bikin Karyanya Cepat Rapuh"
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR