Namun menurut Dorian, pada umumnya henti jantung di kalangan non-atlet dan sebagian atlet terjadi karena adanya gumpalan di pembuluh arteri yang mengalirkan darah menuju jantung.
"Dengan kata lain ada masalah "pipa" yang menyebabkan serangan tersebut," kata Dorian.
Pada atlet lainnya, penyebab henti jantung mendadak masih belum diketahui sebab penggumpalan bukanlah faktor pemicunya.
Baca Juga: 8 Manfaat Luar Biasa Jahe Merah Bagi Anda, Termasuk Jaga Kondisi Jantung!
Faktanya, dalam ulasan tersebut para penulis mencatat bahwa penyebab tertinggi henti jantung pada atlet di bawah usia 35 tahun dikategorikan sebagai penyakit serangan elektrikal primer tanpa penyebab spesifik yang teridentifikasi.
Namun kemungkinan lainnya adalah masalah genetik yang disebut kardiomiopati hipertrofi dimana dinding jantung menebal atau hipertrofi ventrikel kiri idiopatik dimana ada penebalan atau pembesaran ruang pompa jantung kiri. Itulah mengapa, identifikasi risiko henti jantung sebelum olahraga sangatlah penting.
Menurut ulasan tersebut, ada beberapa tanda yang bisa kamu perhatikan.
Baca Juga: Konsumsilah Bengkuang atau Jambu Biji Secara Teratur, Bagus untuk Kesehatan Jantung
Jika kamu mengalamu beberapa gejala ini, terutama ketika sedang berolahraga, hubungilah dokter untuk mendapatkan bantuan medis.
Dokter biasanya akan menanyakan riwayat medis kita dan keluarga kita dan jika diindikasikan perlu, kita akan menjalani serangkaian tes seperti elektrokardiografi dan diminta membatasi olahraga.
Baca Juga: Duduk di Rumah atau di Tempat Kerja, Mana yang Lebih Buruk untuk Kesehatan Jantung?
Henti jantung adalah masalah serius yang mematikan. Meski begitu, belum ada bukti kuat untuk mendukung perlunya screening bagi para atlet yang berada dalam kondisi sehat.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR