Pria ini sangat saya cintai. Pria yang merupakan ayah dari anak saya yang belum lahir.
Kadang-kadang, dia mendapat telepon saat larut malam, yang menurutnya berasal dari atasannya di luar negeri.
Saya percaya padanya. Dia pun mulai keluar larut malam. Ketika saya ingin ikut, dia menolak, dan kembali beberapa jam kemudian. Saya masih mempercayainya.
Pada satu kesempatan, saya mengalami kram yang sangat buruk (pada bulan ke-2) sehingga saya harus naik taksi ke rumah sakit sendiri karena saya tidak dapat menghubungi Adam.
Dia datang untuk mengunjungi saya, tetapi akhirnya berdebat tanpa berpikir tentang bagaimana saya menjadi beban baginya.
Bagaikan menyapu semua kotoran yang ada dan menyembunyikannya di bawah karpet, saya ingin semua kekacauan ini tampak baik-baik saja.
Saya ingin melihat pernikahan kami bagai gelas kaca yang indah sewarna mawar. Ini bukan waktu yang tepat untuk membahas kekurangan dalam pernikahan kami. Bagaimana pun, kami akan punya bayi.
Kehidupan seks kami juga terhenti, dia berulang kali mengatakan kepada saya bahwa dia lelah dan stres karena pekerjaan.
Saya masih dalam tahap awal kehamilan saya, dan membaca bahwa aman untuk tetap berhubungan seks, tetapi karena ini kehamilan pertama saya, saya pun berkonsultasi dengan dokter kandungan dan ia pun memberi lampu hijau.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR