Beberapa warung kopi jadul seperti Kong Djie yang sudah melegenda masih bertahan dari 1943.
Atau warung kopi Ake yang sudah berdiri sejak 1911.
Beberapa kedai kopi modern juga mulai bermunculan.
Bang Udin, orang Belitung asli mengaku bisa lebih dari lima kali nongkrong di warung kopi.
Di sela-sela pekerjaannya, ia bisa menyempatkan diri mampir sekadar menyeruput kopi di warung.
Warung kopi di Belitung biasa menyajikan kopi murni dan kopi susu.
Kebanyakan pengunjung suka kopi susu yang manis, baik panas atau dingin.
Pertanyaannya, apa beda kopi yang dibuat di rumah dengan yang di warung kopi?
“Bukan masalah kopinya, sebenarnya,” ungkap Fithrorozi, seorang pemerhati Budaya Belitung.
Menurutnya, ketika di warung kopi, seseorang bisa berkumpul dengan banyak orang, berinteraksi sekaligus tukar informasi.
Inilah sebabnya banyak warung kopi dan banyak juga pengunjungnya.
Baca Juga: Kabar Gembira, Setiap Warung Kopi di Kota Ini akan Dilengkapi Buku-buku Perpustakaan
Penulis | : | Natalia Mandiriani |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR