Festival ini juga dimeriahkan usaha kreatif anak-anak Belitung seperti olahan lada dalam berbagai produk semisal sabun sampai kain, juga aksesoris dari bahan keramik.
Ada pula Batik Sepiak yang khas corak Belitung yakni daun Simpor.
Lisa (24), merasa senang dengan kehadiran festival semacam ini.
Selain menjadi hiburan dan tempat keramaian, mereka juga penasaran dengan Festival Titik Temu ini.
“Enggak tahu juga acara apa, dapat infonya dari Facebook,” akunya saat ditemui di kawasan festival.
Yang jelas, Festival Titik Temu Belitung menjadi pengingat bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar.
Tandanya adalah keragaman suku dan budaya yang mampu berkolaborasi dan berdampingan dengan harmonis. (Nat)
Baca Juga: Sejarah Peci: Bukan Simbol Agama, Justru Lambang Nasionalisme
Penulis | : | Natalia Mandiriani |
Editor | : | T. Tjahjo Widyasmoro |
KOMENTAR