Hal itu membuat warga di setempat menunjukkan kepedulian dengan menyumbangkan beras seadanya.
"Prihatin sekali mereka ini. Warga di sini juga sangat tergerak hati dengan kondisi mereka."
"Makanya, kami kalau ada acara di sini, selalu siapkan nasi dan sayur untuk mereka."
"Kadang kami juga sumbang beras. Pakaian juga dari Kodim kemarin ada bawa kasih mereka ini. Dari desa juga ada sumbang beras 1 karung," kata Kumis.
Kumis pun berharap, kondisi kehidupan keluarga Guido bisa diangkat di media massa agar banyak pihak yang bisa membantu.
"Teman-teman tolong tulis kondisi mereka."
"Saya yakin kalau diangkat di media massa, pasti banyak yang membaca dan peduli dengan mereka."
"Itu harapan besar kami di sini. Bantu mereka keluar dari penderitaan ini," harap Kumis.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, rumah yang didiami Guido bersama istri dan anak-anaknya itu berukuran 5x5 meter dan berdinding anyaman bambu, lantai tanah, serta atap seng tua.
Kondisi rumah sudah reyot. Dinding sudah berlubang. Atapnya juga sudah bolong. Perlengkapan di dalamnya juga sangat minim.
Tempat masak gabung dengan kamar tidur. Mereka tidur di tanah beralaskan anyaman bambu. Tidak ada kasur atau spon. Pakaian juga berserakan di tanah karena tidak ada lemari.
(Kontributor Maumere, Nansianus Taris/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Derita Suami Istri di Flores: Kaki Patah, Makan Tunggu Belas Kasih Tetangga dan Anak Telantar"
Baca Juga: Kisah Bang Jack, Polisi Nyentrik yang Dikira Penjahat Hingga Pernah Diberondong Peluru
Source | : | kompas.com |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR