Sebagai aktor non-negara, Hizbullah bertindak sebagai kepanjangan tangan Iran dan Suriah.
Baik untuk menantang hegemoni Israel maupun mengontrol Lebanon, tetapi kelompok militan ini pun memiliki agendanya sendiri.
Kasus hibrida paling terkenal antara Israel dan Hizbullah terjadi pada 2006.
Perang dimulai ketika, setelah beberapap kali gagal menculik prajurit Israel di perbatasan untuk digunakan sebagai alat tawar-menawar, para pejuang Hizbullah berhasil menyergap sebuah patroli Israel.
Itu menewaskan tiga orang prajurit dan menculik serta membawa dua lainnya ke Lebanon pada 12 Juli 2006.
Lima prajurit Israel lainnya terbunuh di Lebanon dalam sebuah usaha penyelamatan yang gagal.
Hizbullah menuntut pembebasan para tawanan Lebanon yang ditahan oleh Israel sebagai imbalan pembebasan prajurit yang diculik.
Menganggap Lebanon bertanggung jawab karena membiarkan Hizbullah beroperasi di wilayahnya, Tzahal segera melancarkan serangan artileri.
Baca Juga: Saling Todong Pistol, Pengawal PM Israel Jebolan Mossad Pernah Hadapi Paspampres Era Soeharto
Source | : | Nino Oktorino, Chel Ha'Avir: Angkatan udara Israel (2017) |
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR