Hingga akhirnya Eli memutuskan untuk menjual ginjalnya demi kesembuhan putranya tersebut.
Eli mengaku, bantuan dari pemerintah melalui BPJS Kesehatan sudah pernah diterimanya, Namun, karena keterbatasan aturan, sehingga pengobatan yang dilakukan menggunakan asuransi kesehatan milik negara itu tidak bisa dilakukan secara maksimal.
Begitu juga dengan bantuan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karimun, meski sempat ditanggung, hal itu juga tidak berjalan maksimal.
"Makanya saya ambil inisiatif mencari biaya pengobatan dengan menjual ginjal saya. Di pikiran saya hanya semata-semata agar putra saya sembuh, biar dia bisa meraih masa depannya sama seperti anak-anak seusianya," kata Eli, Senin (1/7/2019).
Eli mengaku dirinya nekad dan buang malu berdiri di depan pelabuhan menjajakan ginjalnya karena sudah bingung harus kemana lagi untuk mencari uang untuk biaya pengobatan anaknya.
Hal itu dia lakukan dengan harapan ada donatur yang mau membeli ginjalnya.
Lagi pula setiap harinya pelabuhan banyak dikunjungi masyarakat, baik itu warga Karimun maupun warga dari luar daerah.
"Mudah-mudahanlah apa yang telah saya lakukan ini berdampak baik bagi penyembuhan anak saya," jelasnya.
Baca Juga: Kisah Pemilu 2014: Caleg Gagal Ingin Jual Ginjal Demi Bayar Utang Kampanye Rp420 juta
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ade S |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR