Ia juga berkomitmen dan berkomunikasi dengan instansi dan pemerintah daerah agar akses logistik internasional dapat dipersingkat dan disederhanakan.
Saat ini sarang walet asal Bengkulu diekspor ke Taiwan melalui kantor pos atau jasa titipan.
"Ini bisa jadi alternatif sementara, lewat jasa titipan atau bandara internasional terdekat, intinya kita dorong agar bisa langsung lewat Bengkulu, dan pastinya harus disertifikasi Karantina agar sesuai persyaratan negara tujuan," ungkap Jamil.
Selain sarang walet, diekspor pula cangkang sawit tujuan Thailaand senilai Rp.7,15 M dan karet lempengan tujuan Amerika Serikat senilai Rp.2,17 M.
Baca Juga: Berusia 3.400 Tahun, Istana Kuno di Kurdistan Ini Kembali Muncul dari Waduk yang Dilanda Kekeringan
Menurut Jamil, Barantan terus mendorong pertumbuhan ekspor komoditas pertanian daerah setidaknya dengan dua program. Yaitu program _inline inspection_ karantina dan program agro gemilang.
Program _inline inspection_ nerupakan percepatan layanan karantina berupa fasilitas jemput bola, yaitu pemeriksaan karantina yang dilakukan di tempat pemilik, sehingga tidak memerlukan waku tambahan untuk pemeriksaan karantina di pelabuhan.
Sedangkan program agro gemilang merupakan bimbingan teknis pada para millenial calon eksportir agar komoditas yang diekspor dapat memenuhi standar _sanitary and phytosanitary_ (SPS) negara tujuan.
M Ischaq, Kepala Karantina Pertanian Bengkulu menambahkan, bahwa sesuai data dari sistem otomasi perkarantinaan, IQFAST diwilayah kerjanya tercatat tahun 2018 ekspor komoditas pertanian dari Provinsi Bengkulu sebanyak Rp.162,65 miliar, sedangkan hingga Juni 2019, nilai ekspor komoditas pertanian mencapai Rp.117,45 miliar.
Baca Juga: Siapa Sangka 200 Juta Tahun Lalu, Buaya Ternyata Hewan Vegetarian, Ini Buktinya!
Source | : | Tribun Timur |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR