Sel sertoli
Lalu, mengapa studi ini mengklaim adanya dampak permanen? Beberapa pakar berteori, camilan olahan bisa membunuh sel sertoli yang tidak bisa digantikan kembali.
Ada pun sel sertoli ditemukan pada testis dan membantu proses produksi sperma. Namun, Najari mengatakan, kesuburan dan kesehatan sperma sangatlah kompleks.
Sehingga, studi ini tidak cukup komprehensif untuk mendukung pemikiran bahwa sel sertoli rusak dan tidak bisa tergantikan.
Baca Juga: Bagaimana Cara Membatasi Konsumsi
"Ada hal yang tidak bisa kamu sampaikan kecuali kamu melihat jaringan testikular dari biopsi testikular."
"Informasi tentang kesehatan sel sertoli membuat data ini melangkah terlalu jauh," katanya.
Maka, bukan berarti kamu harus mengurangi konsumsi makanan cepat saji jika masih ingin memiliki anak.
Ada bukti baik yang mengindikasikan makanan kaya antioksidan, konsumsi alkohol secara moderat atau tidak sama sekali, serta indeks massa tubuh juga menjadi faktor penting bagi kesehatan sperma.
Baca Juga: Ingin Segera Punya Anak? Kuncinya Pria Tidur Lebih Awal Agar Kualitas Sperma Lebih Bagus
Ia menegaskan, pola makan secara keseluruhan penting untuk kesehatan sperma.
"Dengan menerapkan pola makan sehat, kamu tidak hanya memberikan manfaat bagi diri sendiri, tetapi mengoptimalisasi kemungkinan memiliki anak di masa depan," kata Najari.
"Perubahan membutuhkan waktu, namun layak untuk mulai dilakukan," cetus dia. (Nabilla Tashandra)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gemar Makan "Junk Food" di Usia Remaja, Pengaruhi Sperma saat Dewasa"
Baca Juga: Meski Dianggap Menjijikan, Faktanya Wanita yang Menelan Sperma Berisiko Lebih Rendah Alami Keguguran
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR