Peradaban Maya memang tidak dapat dipisahkan dari ritual berdarah dan tengkorak manusia.
Meski begitu, para arkeolog baru mengetahui sedikit makna di balik penemuan ini.
Pada beberapa situs arkeologi suku Maya, para penguasa digambarkan kerap mengenakan tengkorak nenek moyang mereka sendiri sebagai ornamen.
Namun, trofi yang ditemukan di Pacbitun diyakini akan mengungkap sesuatu yang lebih jahat.
Menurut dugaan peneliti, para tokoh elit mungkin mengenakan trofi yang dibuat dari tengkorak musuh-musuh mereka yang kalah untuk mengekspresikan kekuasaan.
Gagasan ini cocok dengan konteks sosial yang lebih luas saat itu.
Trofi tengkorak diperkirakan berasal dari abad delapan atau sembilan masehi.
Source | : | National Geographic Indonesia |
Penulis | : | Nieko Octavi Septiana |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR