Kemampuan seseorang untuk melakukan self deprecating bergantung pada apa yang dipercayainya dan sikap sehari-hari.
Penelitian ini menggarisbawahi, orang cenderung tidak melakukan self deprecating saat dirinya tidak percaya diri.
Jadi, ketika seseorang benar-benar tidak percaya diri dengan kondisi dirinya, mereka akan cenderung berharap diterima oleh lingkungannya dan khususnya untuk wanita, melontarkan rasa frustasi pada sesama perempuan.
Media sosial jadi tempat empowering ibu
Judy Verseghy dalam bukunya, Fat Studies: An Interdisciplinary Journal of Body Weight and Society menyebut, media sosial dapat menjadi ranah untuk belajar ramah pada body positivity dan empowerment bagi ibu.
Baca Juga: 5 Tahun Berturut Lahirkan Lima Anak dan Anjurkan Para Ibu Agar Tidak Stres, Anda Dapat Lakukan Ini!
Media sosial dapat menjadi medium terapi, praktik, dan edukasi bagi ibu untuk menceritakan kisah dan perjuangan tubuhnya, termasuk saat kehamilan.
Contoh, dari caption, ibu yang berat badannya naik saat hamil dapat saling mendukung ketimbang mengkritik.
Narasi tentang tubuh ibu yang ditulis di media sosial dapat mengubah kisah body shaming atau penolakan terhadap bentuk tubuh tertentu menjadi kisah pembelajaran penerimaan tubuh.
Dari media sosial, ibu pun jadi didukung menerima bentuk tubuhnya yang berubah, sehingga menjalani periode kehamilan yang sehat baik fisik maupun mental.
Penulis | : | Trisna Wulandari |
Editor | : | T. Tjahjo Widyasmoro |
KOMENTAR