Namun, karena VLR menargetkan ECM yang mengelilingi sel-sel otak, ini dapat memungkinkan obat untuk bertindak pada sel untuk periode yang lebih lama.
"Ini bisa menjadi cara untuk mengadakan terapi di tempat yang tidak terakumulasi dengan baik di otak sehingga mereka bisa lebih efektif," kata rekan penulis Ben Umlauf, Ph.D.
Akhirnya, para peneliti mencatat bahwa VLR bebas beredar melalui tubuh dalam model tikus, tetapi mereka tidak terakumulasi dalam jaringan yang sehat.
Ini menunjukkan bahwa molekul-molekul ini tidak akan mengganggu organ yang berfungsi dan sehat.
Ke depan, para peneliti ingin mencoba menggabungkan VLR dengan jenis obat anti-kanker lainnya, termasuk yang digunakan dalam imunoterapi, untuk melihat seberapa baik molekul akan bekerja dengan berbagai terapi yang lebih beragam.
Kemungkinan lain yang ingin diselidiki oleh para peneliti adalah menggunakan VLR untuk mendeteksi gangguan penghalang darah ke otak, yang mungkin mengindikasikan permulaan peristiwa kesehatan.
Mereka mengusulkan untuk melakukan ini dengan mengikat VLR ke probe canggih yang kompatible dengan teknologi pencitraan otak.
Baca Juga: Anak Marcella Zalianty Idap Kanker Otak: Ada Helm Pembasmi Kanker Otak Karya Anak Bangsa
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR