Debut Tania
Randolph Hearst terus berupaya mengontak pihak SLA namun tak ada respons.
Hingga suatu hari, awal April 1974, SLA merilis rekaman suara Patty yang terbaru. Namun isinya sungguh mengejutkan.
“Aku diberi pilihan untuk dibebaskan di area yang aman atau bergabung dengan pasukan SLA dan berjuang untuk kebebasanku dan semua orang yang terampas kemerdekaannya. Aku telah memilih untuk tinggal dan berjuang,” ujar Patty.
Dalam rekaman itu, ia pun memperkenalkan nama barunya, Tania, serupa dengan nama kekasih tokoh sosialis Kuba, Che Guevara.
Rekaman tersebut tentu saja mengundang reaksi masyarakat. Mereka bertanya-tanya apa yang menyebabkan perubahan sikap Patty tersebut.
Apakah ia berpartisipasi secara sukarela atau di bawah tekanan? Apakah ia telah dicuci otak?
Atau apakah bersama SLA ia menemukan kebebasan dari kungkungan hidupnya sebagai anggota keluarga milyuner Hearst?
Sementara ayah Patty sendiri mengaku tidak mempercayai isi rekaman tersebut.
Namun dua minggu kemudian, Randolph Hearst harus menelan kenyataan pahit.
Putrinya itu diketahui ikut dalam aksi perampokan bersenjata di Bank Hibernia, San Fransisco.
Polisi mendapati gambar Patty dalam rekaman kamera pengaman bank tersebut.
Patty yang berpakaian serba hitam itu tampak memegang senapan laras panjang, berdiri di sebelah Cinque yang berdiri paling depan memimpin aksi perampokan.
Dalam aksinya itu mereka melukai dua orang penjaga dan membawa lari uang senilai AS$ 10 ribu.
Meski begitu, keluarga Hearst masih tak mempercayainya dan bersikeras bahwa Patty hanyalah korban.
“Lihat gambar tersebut, lihat senjata yang ditodongkan ke arah Patty!” ujar Randolph.
Dua kali dua puluh empat jam, pasca perampokan Bank Hibernia, seorang petugas polisi bernama Rodney Williams menerima paket berisi rekaman suara Patty.
Ia menyatakan bahwa SLA telah merampok Bank Hibernia dan membantah segala tudingan yang menyebut bahwa ia diancam ataupun telah dicuci otak.
“Senjataku terisi peluru dan tidak sekalipun temanku menodongkan senjata ke arahku."
"Seperti juga halnya pencucian otak yang merupakan ide konyol yang sukar dipercaya,” ujar Patty dengan suara yang terdengar penuh amarah.
Baca Juga: Kisah Kusni Kasdut, Seorang Pejuang yang Jadi Perampok, Akan Difilmkan
Source | : | Majalah Intisari |
Penulis | : | Trisna Wulandari |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR