Mengacu pada kesimpulan para peneliti yang tergabung pada Queensland Behavioral Economics Group Laboratory for Economic Experiments, ada indikasi bahwa kita memiliki perasaan negatif ketika memperlakukan orang lain dengan tidak adil.
Terbukti dengan munculnya rasa tak nyaman sebagai pengganti biaya emosi dan fisiologi dalam melalukan penawarkan dengan harga di bawah 40 persen dari total nilai.
Oleh karenanya, mau ditutup-tutupi dengan sikap tegas atau keberanian dalam mengambil sikap seperti apapun, kenyataannya tetap masih terlihat adanya indikasi berempati kepada pihak lain, bukan?
Hal itu tergambar pada perasaan bersalah sebagaimana yang telah dideteksi oleh para peneliti tersebut.
Apabila dirunut lebih lanjut untuk menengok catatan terdahulu, sejatinya penelitian di QUT Brisbane – Australia tersebut sangat berhubungan erat dengan penelitian mengenai manfaat alturisme dalam konteks ekonomi.
Yaitu terbukti dengan tindakan amal yang justru memberikan manfaat dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan.
Tak heran banyak tokoh dan milyader yang kemudian menjadi filantropis (dermawan) sebutlah Bill Gates, Wareen Buffet, di Indonesia Dato Sri Tahir yang memantapkan diri merogoh sebagian besar kekayaannya untuk kemaslahatan orang banyak.
Mereka semakin membenarkan faham yang mengatakan bahwa tak ada ruginya kita bersikap murah hati meski itu berhubungan dengan urusan finansial sekalipun. (Soesanti Harini Hartono)
Artikel ini telah tayang di GridHealth.id dengan judul “Termasuk Golongan Pelit? Hati-hati, Ternyata Ini Dampaknya Bagi Kesehatan!”
Source | : | Gridhealth.id |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR