"Orang jadi tidak bisa membedakan jarak, masih jauh atau sudah dekat,” kata Sumirat di kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur pada Kamis (22/1/2015).
“Misalnya kalau dia mengemudi, sudah dekat, tetapi dia masih injak gas terus.”
Menurut Sumirat, penggunaan LSD saat berkendara bisa menyebabkan kecelakaan.
Selain itu, efek lain halusinasi yang diakibatkan LSD adalah tidak bisa membedakan waktu, apakah masih pagi, siang, sore, atau malam.
Sementara itu, efek LSD yang mengakibatkan salah persepsi indera, misalnya, gangguan pada pengelihatan.
"Misalnya kalau pengelihatan orang normal (saat itu dia melihat) kucing, dia (pengguna LSD) bisa misalnya melihat itu harimau, atau hal yang tidak sesuai dengan yang dilihat orang normal," ujar Sumirat.
Sumirat menambahkan, LSD juga bisa menyebabkan orang menjadi paranoid serta bisa mempercepat proses denyut jantung dan tekanan darah.
"Kalau denyut jantung kencang, pasti bisa keram jantung dan pembuluh darah pecah, dan sebagainya, sampai pada kematian, dan juga bisa paranoid," ujar Sumirat.
Pengguna pada umumnya akan mengalami gejala halusinasi pada 30 menit sampai 60 menit pemakaian pertama.
Gejala tersebut, lanjutnya, akan berlangsung sekitar enam sampai delapan jam.
Disalahgunakan Sumirat mengatakan, LSD awalnya dipakai untuk kepentingan pengobatan. Kemunculannya disebut pada tahun 1947.
Saat itu, kata dia, LSD dipakai oleh para psikiater untuk pengobatan.
"Berkembang ke sini, terjadilah yang namanya penyalahgunaan, disalahgunakan untuk orang-orang yang berkeinginan mencari fantasi dan sebagainya karena sifatnya yang menghasilkan halusinogen atau halusinasi," ujar Sumirat.
(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal LSD, Narkoba yang Digunakan Pengemudi Mobil Maut" dan “Ini Efek LSD, Narkoba yang Digunakan Pengemudi Maut di Pondok Indah”)
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR