Usut punya usut, komponen-komponen yang ada di dalamnya dapat membahayakan anak-anak bila tertusuk atau tertelan.
Belum lagi merakit komponennya yang terbilang sulit., membutuhkan ketelitian dan kesabaran, seperti merakit Gunpla.
Makanya, tak heran kalau kini banyak mainan yang dilabeli “17+” pada kemasannya, alias 17 tahun ke atas.
Menabung untuk Membeli Action Figure
Lain Fiqry, lain pula Galan Riverda (31).
Sewaktu kecil, Karyawan swasta di Jakarta ini sudah berangan-angan untuk memiliki dan memajang mobil diecast di rumahnya.
Diecast merupakan miniatur kendaraan yang dibuat dengan metode die-casting.
Tekniknya yakni meleburkan logam dan menuangkannya dalam cetakan.
Saat itu Galan memiliki satu mobil diecast skala 1:18 Dodge Viper dari merk Bbrago.
Detail dari mainan itu menurutnya memiliki kemiripan dengan mobil aslinya.
Namun, karena keterbatasan dana untuk membeli sendiri, ia mesti menunda untuk mengumpulkan mainan jenis tersebut.
Nah, sejak satu setengah tahun lalu, Galan kini telah mengoleksi berbagai diecast merk Tomica dengan skala 1:64.
Totalnya kurang lebih 50 buah, termasuk Bbrugo.
Menurutnya, Tomica memiliki keunikan tersendiri dari diecast lainnya.
Mobil-mobilan ini punya suspensi pada tiap roda, pintu dan kap mesin yang bisa dibuka, hingga detail yang menyerupai mobil aslinya.
“Untuk tipe tertentu terkadang memiliki kisaran harga yang yang tidak terjangkau oleh sebagian besar anak-anak,” jelas Galan.
Perempuan juga kolektor
Kaum Hawa pun tak mau kalah.
Ivonny Liem (32) contohnya, mengoleksi mainan yang terbilang manly, yakni Action Figure seperti Iron Man, Captain America, Hulk, hingga Thor.
Ibu satu anak ini lebih menyukai action figure dari film Marvel dibandingkan dengan jenis lainnya.
Baca Juga: Kisah Hafidh, Anak Yatim yang Ibunya Berjualan Mainan Tapi Bisa Raih Nilai UNBK Rata-rata 100
Source | : | Majalah Intisari |
Penulis | : | Trisna Wulandari |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR