Para pembelinya menyukai bentuknya yang mirip asli dan punya 19 titik sendi yang dapat digerakkan.
Di samping itu, action figure dipasarkan dengan karakter maskulin yang disukai anak laki-laki.
Trik pemasaran ini jitu merespons preferensi anak laki-laki yang dari dulu hingga kini gengsi bermain boneka.
Karena itu pula, Hasbro menyebut produk mereka sebagai ‘action figure’ dan melarang penggunaan istilah ‘boneka’, yang dipakai orang hingga hari ini.
Laku di Kalangan Dewasa
Namun, bermain action figure tak lagi hanya dimonopoli anak laki-laki.
Banyak orang dewasa pun menggemari asyiknya mengoleksi mainan ini.
Fiqry Azhari (31), contohnya. Sejak 1995, ia mengoleksi Gundam Plactic Model (Gunpla).
Gunpla adalah plastik model Kit Gundam yang diadaptasi dari anime berjudul Mobile Suit Gundam.
Film popuiler ini dibuat oleh Hajime Yatake dan Yoshiyuki Tomino , dan diproduksi oleh Sunrise Inc.
Bapak dua anak ini juga mengoleksi pelbagai action figure dari film X-men dan Power Ranger.
“Berawal dari menonton seri televisi pada waktu kecil, lalu tertarik untuk mengoleksi mainannya,” ujar karyawan swasta di Jakarta ini.
Menurut Fiqry, saat ini mainan sudah tidak dapat diidentikan lagi dengan dunia anak-anak.
Meskipun stigma tersebut masih melekat di mata awam, tapi mainan yang ada saat ini memiliki harga yang perlu merogoh kocek dalam-dalam.
Terlebih lagi, terdapat beberapa jenis mainan yang justru cocok diperuntukan oleh orang dewasa.
Baca Juga: Tips Memilih Mainan Anak yang Aman
Source | : | Majalah Intisari |
Penulis | : | Trisna Wulandari |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR