Hangatnya suasana menjelang Pilpres tahun 2014 bukan cuma dirasakan di pangkalan becak di Pamekasan.
Di berbagai tempat, perseteruan dukung-mendukung calon presiden seperti halnya Saleh dan Suto juga terjadi (minus pukul-pukulan saja).
Semua orang yang melek informasi, kini seakan-akan sudah memiliki jagoannya masing-masing.
Wajar jika kemudian mereka merasa pilihannyalah yang paling benar dan wajib dibela.
Menariknya, orang-orang ini bukanlah kelompok yang menjadi bagian langsung pendukung para capres seperti kader partai, organisasi massa, atau relawan.
Mereka cuma masyarakat awam.
Tapi senggol-senggolan antar-“massa mengambang” ini bisa terjadi di tempat kerja, di warung kopi, di paasr, bahkan di rumah sendiri antaranggota keluarga.
Persaingan yang lebih seru terjadi di dunia maya, khususnya media sosial.
Baca Juga: Debat Pilpres Pakai Bahasa Inggris: Ini Peringkat Orang Indonesia Terkait Kemampuan Bahasa Inggris
Source | : | Majalah Intisari |
Penulis | : | Natalia Mandiriani |
Editor | : | T. Tjahjo Widyasmoro |
KOMENTAR