Emboli kecil sebenarnya sering terjadi namun tidak diketahui oleh pasien maupun dokter yang memeriksa karena tidak terasa.
Sebagian besar kasus emboli disebabkan oleh terlepasnya serpihan pembuluh darah balik yang letaknya di tungkai bawah, daerah rongga panggul, dan jantung kanan.
Penyebab lain bisa juga terjadi akibat emboli lemak, udara, dan cairan air ketuban serta emboli lain yang tidak diketahui penyebabnya.
Orang akan lebih mudah terkena emboli paru-paru saat sedang berada dalam kondisi risiko tinggi, misalnya dalam keadaan imobilisasi (pasien diminta tidur diam atau tidak bergerak untuk jangka waktu lama) sehabis operasi dan atau patah tulang.
Baca Juga: Renggut Nyawa Ayah Dewi Perssik, Anda Wajib Tahu Manfaat Daun Pakis untuk Diabetes
Namun, perlu diketahui, pasien tidak diperkenankan makan sehabis operasi sebelum mengeluarkan gas (kentut) tidak ada kaitannya langsung dengan emboli paru-paru.
Puasa setelah operasi tidak lain diperlukan untuk menunggu kembalinya aktivitas usus yang ikut "tertidur" setelah tertekan oleh obat-obat anestesi.
Bila usus yang belum berfungsi normal sudah diisi dengan makanan, pasien bisa sakit perut.
Yang juga memiliki risiko tinggi terkena emboli adalah mereka yang mengalami penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah balik, penyakit jantung kongestif, shock akibat perdarahan hebat, serta dehidrasi.
Baca Juga: Hilang dari Rahang, Ternyata Gigi Geraham Seorang Bocah 13 Tahun Tumbuh di Dalam Alat Vitalnya
Keadaan ini akan semakin berat pada usia yang lebih lanjut atau pada orang yang kegemukan.
Pada penyakit polisitemia vera (kelainan unsur sel sumsum tulang dengan akibat terjadi penambahan jumlah total sel darah merah), penyakit sikel sel (sel darah merah abnormal berbentuk bulan sabit), penyakit keganasan, serta adakalanya pada ibu hamil, bila terjadi peningkatan pembekuan darah dalam pembuluh darah secara abnormal, juga akan mudah terjadi emboli.
Selain itu emboli paru-paru bisa terjadi karena kerusakan dinding pembuluh darah akibat trauma atau peradangan, sehingga bekuan darah mudah melekat pada dinding pembuluh darah. (dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), DTM&H, MARS & dr. Ratnawati - Kumpulan Artikel Kesehatan 7) - K. Tatik Wardayati
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR