"Kami menghubungi keluarganya untuk memberi pernyataan bahwa berbeda dengan laporan media, dia tidak menjalani eutanasia," kata Jonge dilansir AFP Rabu (5/6/2019).
Kabar kematiannya mulai diberitakan media Belanda pada Senin (3/6/2019). Narasi yang beredar, dia menghubungi Levenseindekliniek di Den Haag yang dikenal khusus melakukan eutanasia.
Di klinik itu, Noa sempat meminta kemungkinan melakukan eutanasia. Namun permintaannya ditolak hingga media internasional melaporkan dia sudah dieutanasia.
Kabar itu sempat menjadi tajuk utama media di Italia serta viral di Polandia hingga kementerian di Belanda merasa perlu untuk menjernihkan kondisinya.
Jonge menjelaskan dia sudah menginstruksikan Inspektorat Kesehatan dan Kepedulian Pemuda untuk menyelidiki secara serius kabar yang beredar.
Levenseindekliniek juga merilis pernyataan resmi untuk membantah pemberitaan palsu yang sudah telanjur beredar berdasarkan keterangan dari rekan Noa.
Belanda merupakan satu dari sedikit negara yang memberi bantuan bunuh diri secara legal bagi warga berusia di atas 12 tahun. Namun eutanasia juga bisa berlaku bagi 12 tahun.
Dikutip Daily Mirror, eutanasia bagi usia 12 tahun bisa dilakukan melalui kondisi khusus dan sangat ketat. Seperti kondisi fisik maupun mental pasien sudah tak memungkinkan.
Baca Juga: Jika Banyak Korban Pemerkosaan yang Tak Mampu Melawan Balik Pelaku, Inilah Alasannya!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ade S |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR