“Apakah tidak jomplang statusmu dengan anak gubernur yang pangkatnya mayor jenderal?” kenang SBY menceritakan kegelisahan sang ayah.
SBY pun berkali-kali meyakinkan orangtuanya bahwa ia tidak pernah minder atau kecil hati berpacaran dengan anak jenderal.
SBY menekankan, ia tidak pernah canggung bergaul dengan siapa saja, termasuk dengan anak jenderal, teman-temannya di Akabri. Sang ayah luluh, kegelisahan hatinya perlahan sirna.
Soekatjo akhirnya menganggap kekhawatirannya itu terlalu berlebihan. Sebab, rupanya Sarwo Edhie sendiri tidak berperasaan sama seperti dirinya.
Pikir Soekotjo, mungkin karena SBY pandai bergaul dan memiliki kepribadian baik sehingga Sarwo Edhie tidak pernah mempersoalkan latar belakang calon menantu yang memiliki ayah dengan pangkat jauh di bawahnya.
Ani bercerita, sebetulnya yang terlebih dahulu senang dengan SBY adalah sang ibu. “Ibu saya lebih dulu kenal dia, tanpa sepengetahuan saya. Ibu jatuh sayang kepada dia mungkin karena perilakunya yang santun,” ujar Ani.
Hubungan jarak jauh hingga menikah
Dari hari ke hari, hubungan SBY dan Ani kian dekat. Namun, lantaran saat itu Ani tinggal dan kuliah di Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta, tepatnya tahun 1973, kasih sayang mereka tuangkan di dalam surat menyurat.
Tidak lama kemudian, mereka berpisah cukup lama karena Ani harus ikut sang ayah yang mendapatkan tugas menjadi Duta Besar RI untuk Korea Selatan.
Agar hubungan SBY dan Ani tetap dekat di hati, walau berjauhan tempat, pada Februari 1974, mereka lebih dahulu bertunangan sebelum Ani berangkat ke Korea Selatan.
Hubungan jarak jauh rupanya masih terjadi saat Ani kembali ke Tanah Air. Saat itu, giliran SBY yang pergi jauh.
SBY sedang menempuh pendidikan lanjutan sebagai Airborne dan Ranger di Amerika Serikat. Namun, tidak lama setelah SBY kembali dari Negeri Paman Sam, keduanya sepakat untuk membina rumah tangga.
Tepatnya tanggal 30 Juli 1976, SBY dan Ani melangsungkan pernikahan.
Uniknya, SBY dan Ani dinikahkan bersama-sama dengan saudara Ani.
Pasangan pertama, Erwin Sudjono dengan Wrahasti Cendrawasih (kakak Ani). Pasangan kedua, Hadi Utomo dengan Mastuti Rahayu (adik Ani).
Pasangan ketiga, SBY dan Ani sendiri.
Ketiga menantu Sarwo Edhie itu adalah mantan mantan Taruna Akabri. Erwin angkatan 1975. Saat menikah, pangkatnya Letnan Dua.
SBY angkatan 1973. Saat itu berpangkat Letnan Satu. Sementara, Hadi angkatan 1970. Pangkatnya Kapten.
Pesta pernikahan berlangsung meriah di ballroom Hotel Indonesia. Mereka menjadi tontonan bule yang menginap di hotel bersejarah itu.
Bagaimana tidak, suasana pesta yang meriah itu bak sebuah parade militer. Hanya saja, persoalannya bukan terletak di situ.
Namun, atas pertimbangan kepraktisan, pernikahan itu dilangsungkan bersama-sama. Sebab, sebagai seorang pejabat negara, Sarwo Edhie tidak punya waktu jika setiap tahun harus menikahkan putrinya.
“Rasanya minta izin ke Presiden untuk setiap tahun pulang mengawinkan anak, tidak enak,” ungkap Ani.
“Sementara, kalau yang menikah yang muda lebih dahulu, Bapak tidak mau. Tabu untuk melangkahi,” lanjut dia.
Kini, cerita itu tinggal kenangan. Pada Minggu (2/6/2019) pagi ini, jenazah Ani masih disemayamkan di Pendopo Cikeas.
Pada Minggu siang, akan dilaksanakan shalat jenazah kemudian dilanjutkan pemakaman di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada pukul 15.00 WIB. Selamat jalan, Ibu Ani...
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Kasih SBY-Ani Yudhoyono: Saat Jantung Berdegup Kencang dan Pipi Merah Tersipu Malu..."
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR