Mereka melanjutkan perjalanan melintasi Eropa, Timur Tengah, dan Asia, hingga mencapai Tembok Besar China pada 25 November 2018.
"Cuaca terkadang sangat mengerikan dengan angin kencang di China utara yang hampir membuat kami terlempar dari sepeda."
"Saat melintasi gurun di Uzbekistan suhu udara dapat mencapai 45 derajat Celcius," ujar Chris.
"Saya sepertinya juga telah mengasah indera keenam saya untuk menemukan tempat berkemah yang bagus," tambahnya.
Baca Juga: Dengan Mata Sembab dan Suara Bergetar, SBY Ceritakan Saat-saat Ani Yudhoyono Menghadap Sang Khalik
"Walau kadang kami agak kesulitan. Di Italia kami harus berkemah di tepi jalan hingga didatangi polisi. Di Turki, kami berkemah di sebuah gua dan membuat api unggun. Persis seperti manusia gua dan itu terasa sangat istimewa," tuturnya.
Saat akhirnya keduanya tiba di Tembok Besar China, mereka merasa sangat emosional.
"Saya sangat senang dan sedikit tidak percaya karena kami berhasil. Ada banyak waktu saat saya berpikir tidak akan pernah sampai pada tujuan kami," kata Chris.
Setelah tiba di China, mereka bersepeda kembali dengan melalui Laos, Thailand, Malaysia, hingga tiba di Singapura, di mana mereka memutuskan untuk melanjutkan perjalanan pulang ke Inggris dengan menumpang sebuah kapal kontainer.
Baca Juga: 5 Cara Menolong Korban Saat Melihat Kecelakaan di Mudik Lebaran
"Kami memilih tidak menggunakan pesawat karena kami rasa tidak ramah lingkungan. Perjalanan dengan kapal itu membutuhkan waktu tiga minggu."
Chris dan Peter akhirnya sampai kembali ke Inggris pada 21 April 2019. Tetapi perjalanan pulang mereka masih berlanjut karena mereka harus bersepeda kembali ke Cumbria.
Keduanya akhirnya sampai kembali ke rumah mereka pada 5 Mei lalu. "Saat itu cuaca cerah dan keluarga kami bersepeda untuk menyambut kami," kata Chris.
Sepanjang perjalanan mereka mencatat telah mengunjungi 15 negara dengan menggunakan sepeda.
Berangkat dari Inggris utara, mereka mengunjungi Perancis, Italia, Yunani, Turki, Georgia, Azerbaijan, Kazakhstan, Uzbekistan, Tajikistan, Kyrgyzstan, dan China.
Kemudian kembali melalui Laos, Thailand, Malaysia, dan Singapura. Pelayaran menumpang kapal kontainer melalui Samudra Hindia, Laut Arab, Somalia, Laut Mediterania, Gibraltar, hingga Teluk Biscay.
(Agni Vidya Perdana)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kakek Nenek Asal Inggris Ini Kisahkan Perjalanan Bersepeda ke China Sejauh 19.000 Kilometer"
Baca Juga: ‘Banyak Sekali yang Ingin Kami Lakukan Kalau Sembuh. Tapi Tuhan Menakdirkan Lain’
Source | : | kompas |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR