Dia belajar untuk menjadi dokter kandungan di Topiwala Medical College ketika sebelum meninggal. Dia selalu ingin menjadi dokter, kata ibunya, Abeda. Mimpinya adalah untuk menyediakan layanan kesehatan yang lebih baik bagi warga suku miskin.
Dia berasal dari suku Tadvi Bhil, salah satu dari lebih dari 700 Scheduled Tribe di India. Anggota suku-suku ini, yang berjumlah sekitar delapan juta, menurut sensus terakhir tahun 2011, diberikan "reservasi" atau kuota untuk memperbaiki kesalahan hierarki kasta yang bertahan lama di India.
Payal diterima di perguruan tinggi di bawah kuota Scheduled Tribe. Abeda mengatakan dia sangat bangga dengan putrinya yang telah memiliki banyak pencapaian meskipun status kasta mereka dan betapa miskinnya mereka.
Diejek untuk setiap hal kecil
Abeda mengatakan bahwa Payal telah memberitahunya tentang pelecehan yang dihadapinya dari tiga seniornya.
"Dia mengatakan mereka mengejeknya di depan pasien untuk setiap hal kecil. Mereka menghinanya dengan cercaan, melemparkan file ke wajahnya. Dia mengatakan mereka bahkan tidak mengizinkannya makan makanannya dengan tenang."
Mereka juga diduga mengancam tidak akan membiarkan Payal memiliki praktik kedokteran.
Baca Juga: Kisah Pilu Pria Lumpuh Ditinggal 4 Anaknya: 'Saat Saya Lumpuh, Anak Saya Jadi Orang Asing'
Abeda, yang sedang dirawat karena kanker, akan sering mengunjungi rumah sakit Nair, tempat Payal belajar dan berpraktik karena berafiliasi dengan kampusnya. Tapi dia berkata jarang bisa menghabiskan waktu dengan putrinya karena Payal selalu sibuk, jadi Abeda mengamatinya dari kejauhan.
"Aku melihat bagaimana dia diperlakukan dan memutuskan untuk komplain, tetapi Payal menghentikanku," katanya.
Payal takut bahwa keluhan seperti itu akan melukai karier ketiga wanita itu, tapi mereka akhirnya semakin melecehkannya.
Tetapi pada Desember 2018, Abeda dan Salman akhirnya berbicara dengan senior dan profesor lain tentang pelecehan yang dihadapi Payal.
Mereka menuntut agar Payal diizinkan untuk bekerja dengan tim yang berbeda. Dia ditugaskan kembali, kata Abeda, dan dia tampak sedikit lega setelah itu.
Source | : | BBC |
Penulis | : | Nieko Octavi Septiana |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR