Obsesi ini tidak masuk akal karena, walaupun perang semacam itu mungkin menguntungkan beberapa sekutu AS di Timur Tengah, yakni Arab Saudi, perang itu tidak akan menghasilkan apa-apa bagi posisi global jangka panjang AS.
Ketika AS mengincansi Irak pada tahun 2003, kepemimpinan China mulai muncul dan mulai bicara tentang 'masa peluang strategis' yang mengejutkan selama dua dekade.
Masa itu dijadikan ruang bernapas bagi China untuk meningkatkan kekuatan relatifnya sementara AS menyia-nyiakan kekuatannya.
Sekarang, Amerika mungkin akan membuat kesalahan yang sama lagi, tetapi dalam skala yang lebih besar.
Baca Juga: Dihargai Rp3,5 Juta, Mukena Eksklusif Syahrini Laku Keras, Pajaknya Saja Mencapai 1,75 Miliar!
Perlu diingat bahwa ukuran dan jumlah populasi Iran tiga kali lipat dibanding Irak.
Selain itu, kekuatan militer Iran juga jauh lebih tangguk, jadi tidak ada kemungkinan bahwa perang dengan Iran akan mendapatkan keuntungan selain kekacauan.
Kemungkinan konflik pendek adalah bencana kekuatan lunak yang merusak posisi internasional AS.
Tapi, lebih mungkin, konflik akan dengan cepat menjadi 'rawa' baru yang akan membuat kekuatan militer AS di Irak dan Afghanistan terlihat sederhana dengan perbandingan.
Source | : | national interest |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR