Telah ditunjukkan bahwa Raja Ahiram tidak terbukti dalam korpus sastra yang dikenal dari Timur Dekat kuno.
Namun, sarkofagusnya adalah bukti keberadaan raja kuno ini.
Pada 3000 SM, Byblos telah tumbuh dari sebuah desa kecil menjadi kota kaya berkat perdagangan.
Baca Juga: Berusia 4.500 Tahun, Legenda 'Kerajaan yang Tenggelam' Ini pun Muncul Lagi dari Laut
Namun, sekitar masa pemerintahan Ahiram, Byblos agak menurun dan dikalahkan oleh kota tetangganya, Tirus.
Sarkofagus Raja Ahiram telah dianggap sebagai contoh utama dari karya seni Fenisia awal.
Diketahui bahwa Byblos memiliki hubungan dagang yang kuat dengan Mesir.
Beberapa pakar bahkan menganggap Byblos sebagai 'koloni' negara adidaya kuno itu.
Baca Juga: Inilah Kota Terdingin di Indonesia yang Suhu Siang Harinya Bisa Mencapai 15 Derajat Celcius
Terlepas dari itu, terbukti bahwa budaya dan agama Mesir memiliki pengaruh besar pada orang-orang Byblos, dan ini dapat dilihat, misalnya, dalam seni mereka.
Namun, sarkofagus Raja Ahiram menarik, karena menunjukkan berkurangnya ketergantungan pada pengaruh Mesir ini.
Sebagai contoh, pakaian, janggut dan gaya rambut dari sosok laki-laki di sarkofagus menunjukkan pengaruh yang berasal dari Suriah Utara, bukan dari Mesir.
Prasasti Peti Mati
Baca Juga: Saat Nyawa PM Israel Nyaris Terenggut oleh Pistol Anggota Paspampres Gara-gara Arogansi Agen Mossad
Source | : | ancient origins |
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR