Sebab, kita hidup mengakar dalam kelompok. Tidak hanya hidup dalam kelompok, kita juga bergantung pada orang-orang dalam kelompok tersebut untuk bertahan hidup.
Sehingga, banyak orang merasa perlu mendapatkan sebanyak mungkin informasi tentang orang-orang yang ada di sekitarnya untuk mengenal mereka lebih dalam.
"Seperti siapa yang bisa dan tidak bisa dipercaya, siapa yang merusak aturan kelompok, siapa berteman dengan siapa, kepribadian seseorang, dan lainnya," kata Leary.
Coba pikirkan tentang kelompok-kelompokmu. Kamu bergantung pada keluargamu untuk cinta dan kasih sayang, dan dalam beberapa kasus juga makanan dan hal-hal rumah tangga.
Kamu bergantung pada teman-temanmu untuk interaksi sosial dan pertemanan. Kamu bergantung pada bosmu untuk uang dan mungkin asuransi kesehatan.
Jika rekan kerjamu mengatakan bahwa atasanmu akan memecat orang, kamu bersiap mencari sumber pendapatan dan asuransi lain, dan sebagainya.
Gosip adalah bagaimana kita bertahan hidup. Gosip untuk bertahan hidup sama tuanya dengan kemanusiaan itu sendiri.
Sejak prehistoris manusia bersandar pada orang-orang lainnya untuk kebutuhan pokok seperti makanan, tempat tinggal dan perlindungan.
Jika orang yang biasa menyediakan makanan untukmu tiba-tiba sakit dan tidak bisa menyediakanmu makanan, kamu mungkin akan kelaparan jika tidak ada yang memberitahu bahwa orang itu sakit. Jika gosip tentang penyakit mereka menyebar, kamu tahu kamu perlu mencari sumber makanan baru.
Baca Juga: Ketahuan Bergosip di Kota Ini, Anda Bisa Didenda Uang Tunai dan Bersihkan Sampah
Gosip tidak hanya mengajarkan kita tentang orang yang menjadi subjek pembicaraan, namun juga tentang orang yang menyampaikannya.
Leary mengatakan, kita bisa belajar banyak hal tentang tingkah laku, keyakinan dan cara menghadapi orang lain dengan melihat siapa dan apa yang orang lain gosipkan.
Penulis | : | Nieko Octavi Septiana |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR