Itu lebih sulit di malam hari ketika tak ada penerangan di jalan dan wanita mungkin harus menunggu sampai fajar.
Baca Juga: Menegangkan! Seekor Gajah Liar 'Ngamuk' di Pengungsian Rohingya, 2 Orang Tewas Terinjak
Ini bisa memakan waktu berjam-jam sebelum dia tiba di struktur kesehatan, yang membahayakan nyawanya dan bayinya.
Tim MSF bekerja di masyarakat untuk memberi tahu para wanita dan keluarga mereka tentang ketersediaan dan pentingnya layanan bersalin berkualitas gratis.
Hal ini dilakukan untuk mendorong perempuan mengakses layanan kesehatan reproduksi.
Kami juga memastikan bahwa layanan kami memfasilitasi pengiriman yang aman dengan privasi dan martabat, atau mengirim mereka ke struktur yang lebih khusus ketika mereka membutuhkan perawatan lanjutan.
Sebelum saya menyadarinya, tugas saya sebagai Kepala Misi telah berakhir. Saya tahu bahwa pekerjaan itu masih jauh dari selesai.
Para pengungsi akan berada di sana untuk masa yang akan datang, dan kita harus terus merawat mereka untuk mengembalikan sebanyak mungkin martabat mereka.
Tantangan pribadi bagi saya adalah menyaksikan langsung situasi Rohingya di Bangladesh dan tidak melihat penyelesaian atas penderitaan mereka.
Mereka bagai terjebak di antara batu dan tempat yang sulit, hidup dalam kondisi yang tidak optimal di Bangladesh dan tidak dapat pulang ke Myanmar karena mereka merasa tidak aman di sana.
Baca Juga: Facebook Dituduh Punya Peran Signifikan dalam 'Pembantaian' Etnis Rohingya di Myanmar
Ini adalah masalah kompleks yang membutuhkan solusi politik.
Mungkin menyedihkan untuk mendukung populasi dalam kesulitan yang masalah utamanya tidak dapat Anda atasi.
Yang menonjol bagi saya meninggalkan Bangladesh adalah kekuatan orang-orang Rohingya di kamp-kamp.
Saya diingatkan bahwa kita harus terus menyoroti situasi mereka sehingga dunia tidak lupa bahwa ada hampir satu juta manusia terjebak dalam limbo di perbukitan Cox's Bazar."
Source | : | star2.com |
Penulis | : | Nieko Octavi Septiana |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR